Uncategorized

Pertandingan sepak bola mematikan di Indonesia, dijelaskan

JAKARTA, Indonesia –

Kekerasan, gas air mata, dan naksir maut yang meletus menyusul pertandingan sepak bola liga domestik Sabtu malam menandai tragedi lain dalam sepak bola Indonesia. Berikut adalah bagaimana kekacauan terjadi dan apa yang dilakukan untuk mencegah insiden di masa depan:

BAGAIMANA CHAOS TERJADI?

Kericuhan pecah setelah Persebaya Surabaya mengalahkan rivalnya Arema Malang 3-2 pada pertandingan Sabtu malam di kota Malang provinsi Jawa Timur. Polisi mengatakan ada sekitar 42.000 penonton di stadion, yang semuanya adalah pendukung Arema karena penyelenggara telah melarang penggemar Persebaya dalam upaya menghindari tawuran.

Namun kekalahan mengecewakan dari Arema – pertandingan pertama kalah dari rival Persebaya di stadion kandangnya – membuat penonton yang marah berhamburan ke lapangan setelah pertandingan untuk menuntut jawaban. Fans melemparkan botol dan benda-benda lain ke pemain dan pejabat sepak bola dan kekerasan menyebar di luar stadion, di mana setidaknya lima mobil polisi digulingkan dan dibakar dan lainnya dirusak. Polisi anti huru hara menanggapi dengan gas air mata, yang dilarang di stadion sepak bola oleh FIFA. Tapi itu memicu kepanikan.

Ratusan penonton bergegas ke gerbang keluar untuk menghindari gas air mata, yang mengakibatkan orang terinjak-injak atau tercekik hingga 34 mati hampir seketika, dengan lebih banyak kematian menyusul karena cedera.

BERAPA BANYAK ORANG YANG MATI?

Dalam apa yang tampaknya menjadi salah satu bencana olahraga terburuk, polisi mengatakan sedikitnya 174 orang tewas, termasuk anak-anak dan dua petugas polisi, yang sebagian besar diinjak-injak.

Lebih dari 100 orang terluka. Polisi mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat lebih banyak dengan banyak orang dalam kondisi kritis.

Data dari organisasi pengawas sepak bola Indonesia, Save Our Soccer, menyebutkan setidaknya 86 penggemar sepak bola tewas sejak 1995, sebagian besar dalam perkelahian.

MENGAPA SEPAK BOLA MENJADI KEKERASAN?

Sepak bola adalah olahraga paling populer di Indonesia dan liga domestik banyak diikuti. Fans sangat terikat pada klub mereka, dan fanatisme seperti itu sering berakhir dengan kekerasan dan hooliganisme. Namun kerusuhan antar suporter biasanya terjadi di luar stadion.

Perseteruan yang paling terkenal adalah antara Persija Jakarta dan Persib Bandung. Suporter kedua klub sempat bentrok dalam beberapa pertandingan yang berujung kematian. Pada tahun 2018, seorang pendukung Persija Jakarta dipukuli sampai mati oleh rival Persib Bandung.

Sepak bola Indonesia juga telah dilanda masalah di panggung internasional. Perkelahian terjadi antara pendukung musuh bebuyutan Indonesia dan Malaysia pada 2019 saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia FIFA tahun ini. Pada bulan September tahun itu, fans Malaysia diancam dan dilempari dengan proyektil pada kualifikasi Piala Dunia di Jakarta, dan menteri olahraga Malaysia yang berkunjung harus dievakuasi dari stadion setelah kekerasan pecah. Dua bulan kemudian, para penggemar saling melempar suar dan botol dalam pertandingan lain di Kuala Lumpur.

Juga pada tahun 2019, setelah kalah di final pertandingan U-22 dari Vietnam di Asian Games Tenggara, penggemar Indonesia turun ke media sosial untuk menghina, melecehkan, dan mengirim ancaman pembunuhan kepada pemain Vietnam dan bahkan keluarga mereka.

Pada Juni lalu, dua suporter Persib Bandung tewas saat berdesak-desakan memasuki stadion di Bandung untuk menyaksikan Piala Presiden 2022. Suporter yang marah menjadi agresif karena petugas di lapangan tidak mengizinkan mereka memasuki stadion yang sudah penuh.

APA YANG PEMERINTAH LAKUKAN TENTANGNYA?

Presiden Indonesia Joko Widodo telah menyatakan penyesalannya yang terdalam dan memerintahkan penyelidikan menyeluruh atas kematian tersebut. Dia juga telah memerintahkan liga sepak bola utama ditangguhkan sampai evaluasi ulang keselamatan dilakukan dan keamanan yang lebih ketat diberlakukan. Widodo mengatakan dia berharap “tragedi ini akan menjadi tragedi terakhir sepak bola di Indonesia.”

Asosiasi sepak bola Indonesia juga telah melarang Arema menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola untuk sisa musim ini. Kelompok hak asasi Amnesty International mendesak Indonesia untuk menyelidiki penggunaan gas air mata di stadion dan memastikan bahwa mereka yang ditemukan dalam pelanggaran diadili di pengadilan terbuka.

Di sini Kami dapat Merekomendasikan situs https://buffalochow.com/ yang sanggup kamu memanfaatkan untuk beroleh berita terupdate tiap-tiap harinya.